I’d catch a grenade for ya
Throw my hand on a blade for ya
I’d jump in front of a train for ya
You know I’d do anything for ya
Oh, oh, I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won’t do the same 


Delapan baris di atas adalah kutipan bagian reff pada lagu ‘Grenade’ karya Bruno Mars. Lagu ini semakin populer di Indonesia setelah dinyanyikan oleh salah satu kontestan ajang pencarian bakat X-Faktor, Fatin Shidqia Lubis. Sebenarnya terlalu
lama semenjak lagu ini diciptakan pada medio tahun 2007 untuk dikenal banyak masyarakat di Indonesia. Dan saya, tidak termasuk pada orang-orang yang tahu lagu ini setelah dinyanyikan oleh Fatin. Karena cukup jauh sebelumnya saya sudah menyanyikan lagu ini, meski hanya di panggung-panggung kecil seperti kamar tidur, jalan raya, ruang kelas dan WC.
Lagu ini memiliki satu buah poin besar yang dapat diambil. Yaitu pengorbanan besar seorang pria pada kekasihnya, meski ia tak mendapatkan balasan yang sama dari kekasihnya itu. Hal ini tersurat dalam kutipan lirik lagu yang sempat dikolaborasikan dengan violinist dunia, Lindsey Stirling. Dan klimaksnya ada pada reff lagu ini. Dalam reff-nya, Bruno Mars seakan-akan benar-benar meluapkan kekesalan yang besar pada kekasihnya, dengan gaya bahasa Hiperbola.
Hal ini dapat diketahui sejak baris pertama hingga baris kedelapan dalam reff. Pertama ia rela menangkap granat demi kekasihnya, I’d catch a grenade for ya. Kedua dan ketiga, masing-masing ia rela menyisit tangannya dengan pisau dan rela melompat di depan kereta yang melaju, Throw my hand on a blade for ya, I’d jump in front of a train for ya. Keempat, ia mengungkapkan telah melakukan segalanya demi kekasihnya, You know I’d do anything for ya. Kelima, ia rela melakukan ini dan keenam ia menyuruh kekasihnya untuk mengambil peluru yang telah menusuk otaknya demi dia, Oh, oh, I would go through all this pain, Take a bullet straight through my brain. Ketujuh, ia rela mati demi kekasihnya, Yes, I would die for you, baby. Dan baris terakhir menggambarkan betapa kekasihnya tak peduli atas apa yang telah dilakukan olehnya, But you won’t do the same.
Memang sungguh kata perkata yang menyimbolkan sebuah pengorbanan besar. Akan tetapi ia merasa tidak berarti setelah kekasihnya tak peduli, dan tak bersikap sama. Dan ini juga tak berarti ia tidak mencintai apa adanya. Hanya saja, balasan yang setimpal dari kekasihnya menunjukan sebuah ketulusan cinta juga dari sang perempuan.
Dan perlu diketahui, kata "ya" di atas bukanlah sinonim dari kata "yes". Kata itu adalah sebuah slang dari kata "you" yang berarti kamu. Sehingga menjadi sebuah kalimat yang bermakna manakala "ya" tersebut diartikan sebagai "kamu".