Sabtu, 07 Februari 2015

Malam melarut. Bintang terkabuti langit-langit. Laba-laba memangsa laron. Dan aku, tergerak bersuara di balik catatan.

Bukan hari yang buruk, bukan malam yang rusak. Bukan pula yang biasa-biasa. Katamu, cukup dengan mengalir di sini saja, tidak untuk dibahaskan di sana. Lalu kau berterima kasih kepada malam. Dan aku berterima kasih kepadamu.

Benar apa yang kau bilang bahwa cinta adalah nyaman. Sesederhana itu saja. Tak perlu beralasan, tak perlu berkilah-kilahan. Dan aku nyaman bersamamu.

Cinta adalah anugerah yang tiada tara. Ketika budak-budak metropolitan melegitimasikan seks sebagai anugerah, bahwa aku tidak. Tak perlu sejauh itu. Yang penting nyaman, dan itu menjadi anugerah.

Kau tahu, aku selalu merasa menjadi lelaki paling kesepian. Terlepas apakah orang lain peduli atau tidak, aku merasakannya. Kesepian ini menjadi beban terberat yang aku rasakan. Aku hampir-hampir bisa mati dengan kesepian.

Tapi bersamamu, berdua, aku merasa berada di ruang paling hangat, paling ramai. Aku tak kesepian lagi.

Inilah obat yang aku butuhkan.

Kita tak berbicara tentang sesuatu yang berat untuk dibicarakan. Hanya bicarakan awan-awan ringan dalam hembusan angin timur. Melaju bersama matahari untuk berlabuh di barat jauh.

Hujan pun nampak hanya jadi puing-puing. Tersipu pada kebersamaan kita. Aku menganggapnya seperti itu. Semoga saja benar.

Mungkin waktu satu hari satu malam pun terasa seperti satu detik saja. Laju ruang seperti berlari mengejar detik demi detik waktu berlalu. Dalam ruang yang hampa, aku tak memikirkan apa-apa. Aku hanya memikirkanmu. Kau yang terduduk di sampingku. Di atas bes. Di sebuah taman. Dan orang-orang berlintasan dengan acuh. Dengan tak peduli. Mereka biasa lebih dari sekadar apa yang kita lakukan.

Keberserahanmu buat aku terbingung. Tapi kau pun selalu punya pilihan.

Aku tak tahu apakah ini istimewa buatmu. Melainkan ini sangat istimewa buatku.

Kuucap terima kasih pada malam. Begitupun sore. Mereka yang dengan setia menemani kita. Semoga ada banyak lagi malam-malam, atau pagi siang sore lainnya.

Tulisan ini dibuat pada beberapa bulan yang lalu di 2014. Aku lupa.

Posted on Sabtu, Februari 07, 2015 by Unknown

No comments

Banyak catatan yang sebenarnya tidak aku publikasikan di blog ini. Aku tidak sepercayadiri itu. Tetapi, aku selalu berusaha untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan. Salah satu diantaranya memang merupakan cermin secuil hati yang kesepian, dan rindu akan kehangatan. Itulah mungkin sesuatu yang aku belum sanggup untuk mengungkapkannya kepada siapapun. Menampakkan hal seperti itu, bak memperlihatkan kelemahan.

Meski begitu, aku mencoba selalu memperbaiki diri. Semoga semuanya menjadi lebih baik daripada yang aku duga.

Posted on Sabtu, Februari 07, 2015 by Unknown

No comments

Menjalani hari ini merupakan sebuah pengalaman batin yang menyenangkan. Ia tak harus cemas terhadap masa depan, dan tak perlu terbebani masa lampau. Ia merupakan kebebasan dan kemerdekaan untuk melaksanakan segalanya dengan penuh tanggung jawab. Menjadi pekerja di hari ini, berarti ia melepaskan diri daripada keterikatan.

Nikmatilah masa kini, maka engkau sedang menikmati proses. Bukan berarti tak peduli terhadap masa depan dan acuh pada masa lalu, tetapi kenikmatan sebuah kehidupan itu dapat dirasakan apabila engkau menjiwai masa kini.

Apa yang sedang engkau lakukan? Itulah masa kini.

Posted on Sabtu, Februari 07, 2015 by Unknown

No comments