Sebenarnya tak terlalu spesial, hanya sebuah malam, ya, meski malam minggu. Saat kutulis, arah jarum jam sedang menunjuk angka satu, dengan jarum menit sejajar. Diiringi lagu mellow-nya Michael Bublei, sepertinya hasrat untuk menulisku muncul lagi tepat saat ini. Setelah beberapa jam sebelumnya aku utak-atik blog ini sedemikian rupa, maka kini saatnya untuk mencurahkan pikiran dalam uraian kata-kata yang mungkin akan membosankan bila dibaca.

Untuk menuliskan malam ini, memang tak ubahnya seperti para pujangga yang begitu elok menggambarkannya. Tapi tidak denganku, karena aku bukanlah seorang pemain puisi atau penyunting prosa bernada-nada mengalun serta memesonakan jiwa. Aku hanya ingin menuliskan, bahwasanya ditemani dengan gemericik air di kolam Masjid depan rumah, jiwaku sedang tak ingin terlelap dengan tak berguna malam ini.

Bruno Mars pun melanjutkan musik pengiring di waktu yang entah apakah aku bahagia atau sedang bersedih. Dengan 'Love For A Child'-nya, ia mengingatkanku pada masa-masa dimana aku ditinggal seseorang yang aku tak begitu tahu tentangnya. Ia menyayangiku, tapi ia meninggalkanku. Mungkin ia tahu bahwa Allah pasti lebih menyayangiku daripada kasih sayang yang ia berikan padaku. Maka dengan begitu, ia melepas diriku untuk besar dan dewasa tanpa bimbingannya secara langsung.

Ya, aku memahaminya. Dirinya, yang nampak samar-samar dalam penglihatan hatiku, aku merindukannya. Meski kami hanya bersama dalam waktu yang sangat singkat, hanya sepertiga dari umurku saat ini, aku harus terus tegar menghadapi rintangan dalam hidup ini tanpa disertainya, ya, tanpa disertainya.

Kini, saatnya kubuktikan bahwa ia masih hidup dalam jiwaku. Aku sempat mendengar, meski sedikit, bagaimana ia hidup. Tapi aku yakin dari sedikit yang kuketahui tentang dirinya, di sana terdapat rahasia besar yang mesti kupecahkan secepatnya. Karena kini, aku berada dalam usia yang matang untuk memulai perjalanan hidup yang sebenarnya.

Yang pasti, saat kaki ini melangkah satu pijakan, maka akan aku percepat menjadi tiga pijakan, sembilan pijakan, dua puluh tujuh, delapan puluh satu, dua ratus empat puluh tiga, sampai berribu, jutaan, milyaran, hingga tak terbatas. Ku ucap terima kasih atas kasih sayangmu. Cinta yang membuatku kini bisa beranjak dari tempat tidur. Sampai bertemu lagi di sana.