Sebagai tempat bernaung, tak selamanya rumah melindungi
Ada kalanya air, jika datangnya besar-besaran, seketika melenyapkan fungsi rumah sebagai tempat berlindung
Malam ini, di kamar yang sunyi, nyanyian alam bergemuruh ramaikan yang sepi
Air yang datang secara besar-besaran, membuat kamar yang sunyi ini terbangun dari lelapnya
Sebuah jasad, halnya sebuah rumah
Ia hadir melindungi yang perlu dijaga
Jasad menaungi apa yang ada di dalamnya
Jasad adalah cermin dari yang dilindunginya
Yang bersembunyi di balik jasad, ialah jiwa

Jiwa itu mati, sebenarnya
Tapi yang mati itu menghidupkan yang hidup, jasad
Ada hidup karena ada mati
Ada mati karena ada hidup
Tidak mungkin tidak ada salah satunya
Maka, keduanya adalah satu dan nol
Ada dan kosong
Absolut keduanya pasti ada, ada dan kosong, dua-duanya

Jiwa yang mati, menghidupkan
Maka jasad yang hidup, mematikan

Diantara rumah-rumah, manusia tak dikenal, karena mereka adalah rumah
Diantara jasad-jasad, jiwa pun tak dikenal, karena mereka adalah jasad
Manusia, yang mati diantara rumah-rumah
Jiwa, yang mati diantara jasad-jasad
Tapi manusia dan jiwa, menghidupkan
Rumah menjadi makmur
Jasad menjadi berdikari
Tapi rumah dan jasad, menganggap mati manusia dan jiwa, karena mereka tak dikenal


31 Maret 2015: sekitar jam dua pagi
Kamar yang basah